Bangkit Pasca Kehilangan

Kenanga Rara Ayunita H - bungakenang.com


Sumber foto : www.google.com

Bogor - Pepatah mengatakan  “orang-orang pesimis hanya melihat kesulitan disetiap kesempatan yang ada. Orang-orang optimis melihat dan menangkap kesempatan pada kesulitan yang di hadapinya.” Pepatah ini cocok menggambarkan sepasang suami istri yang tengah berusaha bangkit dari kehilangan mata pencaharian nya akibat pandemi virus corona dan akhirnya memutuskan melihat peluang usaha untuk membangun bisnis agar tetap dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

            Suami ibu Deva bekerja sebagai security disalah satu mall yang ada di Jakarta. Namun adanya virus corona membuat sebagian besar mall tutup dan akhirnya suami bu deva kehilangan pekerjaan nya. Meskipun sudah new normal suami ibu Deva tidak lagi di pnggil untuk bertugas sebagai security, hal ini membuat keluarga mereka kehilangan mata pencaharian dan akhirnya mereka memilih bekerja sama untuk membuka peluang bisnis.

            Menurut penuturan ibu Deva, beliau dan suami cukup sedih dan merasa tertekan karena harus kehilangan pekerjaan di tengah pandemi yang mengharuskan mereka berdiam dirumah saja dengan kebutuhan sehari-hari yang harus terus dipenuhi. Meski jelas ibu Deva mengungkapkan,  jauh di dalam lubuk hati pasangan ini terbesit rasa kecewa akibat dari pemecatan secara sepihak oleh pihak mall dan tanpa pesangon. 

            Kedua nya menyadari, berlarut-larut dalam kekecewaan dan kesedihan bukanlah jalan terbaik untuk saat ini. Mereka harus bangkit demi untuk tetap bisa membiayai satu-satu nya anak mereka bersekolah dan untuk sekedar makan sehari-hari mereka. Maka dari sebuah rasa hampir putus asa itulah sebuah ide muncul di benak ibu Deva.

            Saat itu di benak ku bersarang pertanyaan “mengapa akhirnya ibu memillih puding kelapa untuk menjadi sebuah bisnis”. Dan beliau menjawab bahwa hal ini berawal dari teman nya yang ada di Jakarta dating mengunjungi nya, saat berkunjung teman nya membawa beberapa butir kelapa yang sempat di fikirnya adalah kelapa mentah biasa. Namun tak di sangka di dalam batok kelapa itu berisi puding kelapa yang manis dan menyegarkan.

            Sampai pada akhirnya ibu Deva mulai bertanya-tanya kepada teman nya soal bagaimana pembuatan puding kelapa. Berbekal pengetahuan pembuatan puding kelapa, ibu deva dan suami mengumpulkan beberapa sisa tabungan yang ada untuk mencoba membuat puding kelapa yang menjadi awal bisnis nya. Dengan modal secukupnya ia berhasil membuat 20 butir di awal nya.

            Setelah puding kelapa yang dibuat itu jadi, ia tidak langsung menjual nya. Awal promosi yang ia lakukan adalah membagikan puding kelapa nya kepada teman-teman terdekatnya untuk sekedar menjadi tester. Dan ibu Deva mengatakan  pada teman-teman nya untuk di bantu di promosikan kembali dari mulut ke mulut.

            Beruntungnya ibu Deva karena memiliki teman yang berhati malaikat, mereka membantu mempromosikan puding kelapa tersebut kepada teman yang lain nya. Dan hari kedua setelah membagikan tester, bagai kekuatan doa yang di ijabah oleh sang kuasa ibu deva dan suami langsung menerima pesanan sebanyak 75 butir puding kelapa untuk syukuran di kediaman salah satu teman nya.

            Awal  nya hal ini sulit di percaya bahwa niat nya untuk membuka usaha di permudah oleh sang maha kuasa. Ibu deva menuturkan  bahwa di setiap kegagalan yang ia dapati, ia tak pernah menyesal untuk merasakan hal tersebut. Justru ia bersyukur kepada sang pemilik semesta karena telah memberikan nya masalah dan kegagalan agar ia selalu berusaha untuk menemukan jalan keluarnya. Ia percaya bahwa sang maha kuasa takkan memberikan nya cobaan di luar batas kemampuan nya.

            Akhirnya pada hari berikutnya ia mendapatkan pesanan sebagai reseller, awalnya ia cukup kebingungan soal penjualan reseller. Namun ia di jelaskan oleh teman nya bahwa reseller adalah yang akan membantunya menjual kembali puding kelapanya di daerahnya sendiri agar puding kelapanya tersebut bisa menyebar luas di berbagai daerah.

            Dengan perasaan haru, senang dan bangga ia bertekad untuk terus melanjutkan bisnis ini dan merambah menyediakan bagi yang mau bergabung menjadi reseller nya. Maka hari kian hari berlanjut, hingga kini ia telah memiliki sekitar 15 orang reseller tetap yang tersebar di berbagai daerah di kota Bogor.

            Ibu Deva dan suami sadar betul bahwa semua yang terjadi adalah garis yang sang pemilik semesta telah tentukan, dengan 15 reseller kedua pasangan ini cukup bersyukur dan selalu memanjatkan doa agar usahanya ini akan semakin berkembang maju dan peminatnya akan semakin bertambah. Dan ia berharap akan dapat menghasilkan variasi baru selain puding kelapa original.

            Terakhir kedua pasangan ini berpesan bagi para pembaca, bahwa hal kecil yang awalnya terlihat biasa akan menjadi luar biasa ketika kita mau menekuni, mau mengembangkan hal tersebut menjadi besar. Dan kunci dari ini semua adalah kerja keras, usaha yang tak pernah henti, berdoa dan selalu bersyukur atas apa yang telah sang pencipta gariskan untuk kita semua.

Sumber : Wawancara bersama Ibu Deva dan Suamia


Comments

Popular posts from this blog

3 Strategi Kunci Pembelajaran dari Pandemi Sebelumnya.

Cupang Hias, Trend atau Hobi?